Sejak
tahun 1961, layanan telekomunikasi di Indonesia diselenggarakan oleh badan
usaha milik negara. Sebagaimana terjadi pada negara berkembang lainnya,
pengembangan dan modernisasi infrastruktur telekomunikasi berperan penting
dalam perkembangan ekonomi nasional secara umum. Selain itu, jumlah penduduk
yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang pesat telah mendorong permintaan yang
tinggi akan layanan telekomunikasi.
Pemerintah
mengatur regulasi sektor telekomunikasi, terutama melalui Menkominfo. Pada
awalnya Pemerintah memberlakukan monopoli atas layanan telekomunikasi di
Indonesia. Reformasi telah menciptakan kerangka regulasi yang mendorong
tumbuhnya persaingan dan percepatan pembangunan fasilitas dan infrastruktur
telekomunikasi. Reformasi regulasi berikutnya bulan September 2000, ditujukan
untuk meningkatkan persaingan dengan menghapus monopoli, meningkatkan
transparansi dan kepastian terhadap kerangka regulasi, menciptakan peluang bagi
aliansi strategis dengan mitra asing dan memfasilitasi masuknya pemain baru
dalam industri telekomunikasi. Pada saat itu, deregulasi sektor telekomunikasi
sangat erat kaitannya dengan program pemulihan ekonomi nasional yang didukung oleh International
Monetary Fund (”IMF”).
Penetrasi
sambungan telepon tidak bergerak di Indonesia masih rendah apabila ditinjau
dari standar internasional. Sesuai dengan studi internal yang kami lakukan, per
tanggal 31 Desember 2009, penetrasi sambungan telepon tidak bergerak di
Indonesia (termasuk pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel) diperkirakan
hanya sebesar 14,9% sedangkan penetrasi seluler diperkirakan sebesar 71,9%.
Kami
meyakini adanya beberapa kecenderungan yang signifikan dalam industri
telekomunikasi di Indonesia, antara lain:
1. pertumbuhan yang berkesinambungan. Kami yakin
industri telekomunikasi akan terus tumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang diharapkan akan meningkatkan permintaan layanan telekomunikasi.
2. migrasi ke jaringan nirkabel. Kami mengantisipasi
layanan nirkabel akan semakin populer sebagai dampak dari semakin luasnya area
cakupan, membaiknya kualitas jaringan nirkabel, menurunnya harga telepon
genggam dan meluasnya layanan prabayar.
3. meningkatnya persaingan. Kami mengantisipasi
kompetisi pasar telekomunikasi di Indonesia yang semakin meningkat sebagai
dampak dari reformasi peraturan pemerintah.
Tinjauan Umum
Kerangka hukum industri telekomunikasi
terdiri atas undang-undang khusus, peraturan pemerintah dan keputusan menteri
yang diumumkan dan diterbitkan dari waktu ke waktu. Kebijakan telekomunikasi
yang berlaku saat ini pertama kali diformulasikan dan dijabarkan dalam “Cetak
Biru Kebijakan Pemerintah Indonesia Mengenai Telekomunikasi”, yang terkandung
di dalam Keputusan Menteri Perhubungan (Menhub) No. KM. 72 tahun 1999 tanggal
20 Juli 1999. Tujuan kebijakan tersebut adalah untuk:
·
Meningkatkan kinerja sektor
telekomunikasi di era globalisasi.
·
Melakukan liberalisasi sektor
telekomunikasi dengan struktur yang kompetitif dengan cara meniadakan
monopoli.Meningkatkan transparansi dan kepastian kerangka regulasi.
·
Menciptakan peluang bagi operator
telekomunikasi nasional untuk membentuk aliansi strategis
dengan para mitra asing.
·
Menciptakan peluang bisnis untuk badan
usaha skala kecil dan menengah.
·
Dan
memfasilitasi terciptanya lapangan kerja baru.
Regulasi
sektor telekomunikasi yang berlaku pada saat ini berlandaskan pada
Undang-undang Telekomunikasi No. 36/1999, yang berlaku efektif sejak tanggal 8
September 2000.
Struktur
Organisasi PT Telkom
Struktur Organisasi STISI Telkom
Operasional kegiatan dilapangan system
informasi berada dibawah arahan WAKA 1 bidang akademik. Secara umum, kegiatan
sisfo dapat dibagi menjadi dua bagian dasar yaitu “Operation and
Infrastructure” dan “Aplication Development“. Bagian operasi dan
infrastruktur berkaitan dengan penanganan komputer dan keamanan sedangkan
bagian Pengembangan Aplikasi bertanggung jawab terhadap pembuatan dan
pengembangan aplikasi bisnis.
Kedua kegiatan utama sisfo tersebut
harus dikelola oleh seorang manager. Manager Sisfo bertanggung jawab pada
performansi terhadap sarana, prasarana dan aplikasi yang ada. Berikut merupakan
kriteria yang diharapkan terhadap performansi dan uraian tugas manajer sisfo:
·
mempunyai pemahaman yang lengkap
terhadapproses bisnis yang digunakan, organisasi dan manajemen sisfo.
·
membuat prioritas, mengatur tim, dan
menyelesaikan proyek
·
mengarahkan tim pengembangan sesuai
dengan prioritas proyek yang dibuat.
·
mengatur jangka pendek dan jangka
menengah dari sistem IT untuk meningkatkan kemampuan, mengintegrasikan proses,
dan menyelesaikan proyek sesuai waktu dan anggaran.
Persaingan
Pada Penyelenggaraan Telepon Tetap
Pada
saat ini terdapat empat penyelenggara telekomunikasi yang menyelenggarakan jasa
telepon tetap di Indonesia, yaitu PT Telkom, PT Indosat, PT Batam Bintan
Telekomunikasi dan PT Bakrie Telecom. Bila diinventarisasi, maka masing-masing
penyelenggara memiliki izin penyelenggaraan sebagai berikut:
1.
PT Telkom menyelenggarakan jasa telepon
tetap sambungan lokal, SLJJ, dan SLI berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan
Nomor: KP. 162 Tahun 2004, tentang Penyelenggaraan Jaringan Tetap dan Jasa
Teleponi Dasar PT Telkom, dikeluarkan pada tanggal 13 Mei 2004;
2.
PT Indosat menyelenggarakan jasa
telepon tetap untuk sambungan lokal, SLJJ dan SLI berdasarkan Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor: KP. 203 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Jaringan Tetap
dan Jasa Teleponi Dasar PT Indosat, dikeluarkan pada tanggal 21 Mei 2004;
3.
PT Bakrie Telecom menyelenggarakan jasa
telepon tetap secara terbatas berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor:
KP. 282 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal Dengan Akses
Radio dan Jasa Teleponi Dasar PT Bakrie Telecom, dikeluarkan tanggal 25 Agustus
2004; dan
4.
PT Batam Bintan Telekomunikasi
menyelenggarakan jasa telepon tetap secara terbatas berdasarkan Keputusan
Menteri Perhubungan Nomor: KP. 344 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Jaringan
Tetap Lokal dan Jasa Teleponi Dasar PT Batam Bintan Telekomunikasi, dikeluarkan
tanggal 13 Desember 2002. (Ditjen Postel: Data Penyelenggara Jaringan
Telekomunikasi Per Maret 2006)
Berdasarkan
perizinan tersebut PT Telkom dan PT Indosat bersaing secara nasional pada jasa
telepon tetap untuk sambungan lokal, SLJJ, dan SLI. Model persaingan ini
dikenal dengan istilah duopoli (dua penyelenggara utama). Sedangkan PT Batam
Bintan Telekomunikasi dan PT Bakrie Telekom dapat dikatakan sebagai pelengkap persaingan
yang beroperasi di wilayah tertentu. PT Batam Bintan Telekomukasi di Pulau
Batam dan Bintan, serta PT Bakrie Telecom di Jakarta, Jawa Barat, Banten dan
sekitarnya. Untuk memudahkan pembahasan, maka uraian selanjutnya dijabarkan
menurut lingkup penyelenggaraan jasa telepon tetap sebagai berikut: sambungan
lokal, SLJJ dan SLI.
Persaingan
Jasa Telepon Tetap Sambungan Lokal
Penyelenggara
jasa telepon tetap sambungan lokal saat ini adalah PT Telkom, PT Indosat, PT
Bakrie Telecom, dan PT Batam Bintan Telekomunikasi. Fungsi jasa telepon tetap
sambungan lokal adalah untuk memenuhi kebutuhan panggilan antar pelanggan tetap
di dalam satu wilayah (boundary) lokal. Nomor pemanggil dan yang dipanggil
masih dalam satu kode area. Jasa ini dapat diselenggarakan dengan menggunakan
jaringan tetap kabel seperti TELKOMLokal, dan tanpa kabel seperti Flexi (PT
Telkom), Starone (PT Indosat), dan Esia (PT Bakrie Telecom).
Jasa
telepon tetap sambungan lokal baik yang berbasis jaringan kabel maupun tanpa
kabel sampai dengan saat ini masih didominasi oleh PT Telkom. Di sini PT Telkom
melayani area pelayanan yang dibagi menjadi tujuh Divisi Regional (Divre),
meliputi Divre 1 Sumatera, Divre 2 Jakarta, Divre 3 Jawa Barat dan Banten,
Divre 4 Jawa Tengah dan Daerah Khusus Yogjakarta, Divre 5 Jawa Timur, Divre 6
Kalimantan, dan Divre 7 Indonesia Timur. Pembagian ini mencakup 58 wilayah
penomoran (kode area). Sumber : Laporan Keuangan PT Telkom Tahun 2004.
Sebagai
Incumbent, PT Telkom juga memiliki infrastruktur jaringan yang kuat, baik yang
berbasis kabel maupun tanpa kabel. Berdasarkan Press Release No. Tel.
35/PR000/UHI/2006, 30 Januari 2006, pertumbuhan infrastruktur tertinggi terjadi
pada sambungan berbayar Flexi yang mencapai 184,2%, sedangkan terendah terjadi
pada sambungan berbayar fixed wire-line (telepon kabel) dengan pertumbuhan
1,5%. Hal ini berarti pada tahun 2005 terjadi peningkatan jumlah jaringan dan
basis pelanggan PT Telkom sebesar 185,7%. Dengan rincian pelanggan telepon
tetap kabel sebesar 8,7 juta pelanggan, telepon tetap tanpa kabel (Flexi)
sebesar 4,1 juta pelanggan. Jadi, total pelanggan telepon tetap PT Telkom (line
in service) sebesar 12,8 juta pelanggan.
Selanjutnya
PT Indosat sebagai pesaing potensial PT Telkom, berdasarkan Annual Report 2004
PT Indosat, hanya baru beroperasi secara nasional di lima area pelayanan yang
meliputi Medan (kode area 061), Malang (kode area 0341), Bogor (kode area
0251), Jakarta (kode area 022) dan Surabaya (kode area 031). Di Jakarta
mencakup wilayah Depok, Tanggerang dan Bekasi. Di Surabaya mencakup wilayah
Gresik, Pasuruan, Madura dan Mojokerto. Sedangkan dua penyelenggara lainnya, PT
Bakrie Telekom di area pelayanan Jakarta, Jawa Barat, Banten dan sekitarnya,
serta PT Batam Bintan Telekomunikasi di Pulau Batam dan Bintan. Dengan
demikian, dari 58 kode area penomoran yang ada, baru sekitar lima kode area
yang sudah dilayani oleh penyelenggara selain PT Telkom.
Dari
sisi jumlah pelanggan, penyelenggara lainnya pada tahun yang sama, PT Indosat
(Starone) sebesar 271.158 pelanggan yang meliputi pelanggan pasca bayar sebesar
19.708 dan prabayar sebesar 254.450. PT Bakrie Telecom (Esia dan Ratelindo),
Esia sebesar 372.129 pelanggan meliputi pelanggan pascabayar sebesar 20.303 dan
prabayar sebesar 352.826, serta layanan Ratelindo sebesar 114.475 pelanggan
yang meliputi 90. 840 pelanggan reguler dan 23.635 pelanggan wartel. Terakhir
PT Batam Bintan Telekomunikasi sebesar 2. 530 pelanggan.
Berdasarkan
uraian di atas diperoleh total penguasaan seluruh penyelenggara sebesar
13.057.319 SST (Satuan Sambungan Telepon). Di sini dapat diperoleh komposisi
penguasaan, PT Telkom sebesar 94,45%, PT Indosat sebesar 1,8%, PT Bakrie
Telecom sebesar 3,72%, dan PT Batam Bintan Telekomunikasi sebesar 0,01%. Dalam
persaingan jasa telepon tetap, penguasaan sambungan lokal ini memiliki korelasi
yang positif terhadap keuntungan yang didapat penyelenggara sebab akan
mendapatkan akses pengguna secara langsung untuk produk jasa yang lainnya.
Persaingan
Jasa Telepon Tetap Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ)
Sesuai
dengan kebijakan duopoli, maka pada saat ini pemerintah telah menetapkan PT
Telkom dan PT Indosat sebagai dua penyelenggara layanan SLJJ di Indonesia.
Fungsi jasa telepon tetap SLJJ adalah untuk memenuhi kebutuhan panggilan
(percakapan) telepon jarak jauh dalam satu wilayah negara. Di sini nomor
pemanggil dan yang dipanggil berbeda wilayah kode area.
Dengan
struktur penyelenggaraan yang tidak lagi monopolis, pemerintah melakukan
penyesuaian sistem panggilan SLJJ sehingga seluruh penyelenggaranya mengunakan
kode akses (prefix) 3 (tiga) digit untuk seluruh wilayah di Indonesia.
Berdasarkan Pasal I angka (3) Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Nomor: 06/P/M.Kominfo/5/2005 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor: KM. 4 Tahun 2001 tentang Penetapan Rencana Dasar Teknis
Nasional 2000 Pembangunan Telekomunikasi Nasional, sistem panggilan SLJJ
menggunakan kode akses format “01X”, dimana X=1…9 mencirikan penyelenggara
jaringan dan jasa SLJJ. Sistem panggilan SLJJ dengan penggunaan kode akses ini
dimulai secara bertahap per 1 April 2005 dan harus sudah selesai di seluruh
wilayah penomoran selambat-lambatnya 1 April 2010. Dalam hal ini PT Telkom
mendapat alokasi kode akse SLJJ 017 dan PT Indosat kode akses SLJJ 011.
Sebagai
konsekuensi dari penerapan kode akses tersebut, maka terdapat dua jenis pilihan
panggilan SLJJ bagi pelanggan yaitu:
1.
Pelanggan memilih kode akses SLJJ yang
tersedia. Di sini penyelenggara jaringan tetap lokal wajib menyalurkan
panggilan SLJJ tersebut ke penyelenggara jasa SLJJ yang kode aksesnya dipilih
pelanggan serta dilarang mengalihkan trafik ke penyelenggara jasa SLJJ atau
penyelenggara jasa lain.
2.
Pelanggan tidak memilih kode akses SLJJ
tertentu. Di sini pelanggan memutar prefiks nasional “0” sebagai pengganti kode
akses SLJJ dan penyelenggara jaringan tetap lokal memilih penyelenggara jasa
SLJJ yang akan digunakan oleh pelanggannya.
Berkaitan
dengan hal tersebut pada saat ini telah diterapkan kode akses SLJJ 011 untuk
pelanggan PT Indosat (Starone) di lima area pelayanan meliputi Jakarta (021),
Surabaya (031), Denpasar (0361), Batam (0778), dan Medan (061). Sedangkan PT
Telkom sampai dengan saat ini belum terdapat tanda-tanda akan menerapkannya.
Hal ini berarti belum terjadi persaingan yang efektif sebab kode akses SLJJ
baru diterapkan antar sesama pelanggan dari penyelenggara yang sama.
Persaingan
Jasa Telepon Tetap Sambungan Langsung Internasional (SLI)
Sama
halnya layanan SLJJ, pada layanan SLI pemerintah melalui kebijakan duopoli
telah menetapkan PT Telkom dan PT Indosat sebagai penyelenggaranya. Fungsi jasa
telepon tetap SLI ini adalah untuk memenuhi kebutuhan panggilan (percakapan)
internasional ke luar negeri (out going).
Pada
layanan ini PT Indosat memiliki produk jasa kode akses SLI 001 dan SLI 008.
Sementara itu, PT Telkom memiliki produk jasa kode akses SLI 007 yang
diluncurkan baru pada tanggal 7 Juni 2004. Kuatnya basis pelanggan menyebabkan
dalam waktu yang singkat, pada akhir 2005 layanan PT Telkom SLI 007 ini
tercatat telah menguasai 52% pangsa pasar.
Berdasarkan
uraian diatas, diperoleh gambaran bahwa pada penyelenggaraan jasa telepon
tetap, PT Telkom belum memiliki pesaing aktual maupun potensial yang cukup
berarti meskipun dalam layanan ini kini tidak lagi bersifat monopolistik.
Strategi
Pemasaran Telkom
Telkom
memiliki strategi untuk pendistribusian layanan dan produk utama, termasuk
layanan telepon nirkabel tidak bergerak kecuali layanan telepon seluler yang
dilakukan oleh Anak Perusahaan Telkomsel. Berikut adalah jalur-jalur distribusi
layanan dan produk Telkom:
·
Plasa Telkom, adalah tempat yang berfungsi sebagai walk-in
customer service points, di mana pelanggan dapat mengakses ke seluruh
produk dan layanan Telkom;
·
Tim AM, bertugas melayani pelanggan Enterprise dan
OLO yang proaktif dan bersifat individual. Untuk pengelolaan top pelanggan SME
dilakukan oleh AM, sedangkan untuk pelanggan SME lainnya dilayani oleh Tele
Account Managersdengan memanfaatkan media telekomunikasi seperti internet/website maupun outbound
call;
·
Telkom Solution House (“TSH”),
adalah tempat yang berfungsi untuk melayani pelanggan enterprise yang
ingin mendapat informasi mengenai ragam solusi TIME; layanan dan produk, serta
teknologi terkini. Informasi yang disajikan di TSH ditayangkan dalam
bentuk Live Demo for Free (seperti Speedy, Hotspot, PDN, IP-Phone), Live
Demo for Commercial usage (seperti Video
Conference), Konsultasi Enterprise dan Ecosystem
Business Solution untuk kustomisasi TIME korporasi, dan demo simulasi
(seperti e-Payment & VPN over, GSM dan Flexi);
·
SME Centers, yang berfungsi sebagai communication
center dengan dukungan fasilitas perkantoran yang canggih,community
center sebagai tempat berinteraksinya pelanggan Telkom, serta
sebagai commerce center terutama untuk melayani solusi e-commerce;
·
Warung Telkom, berfungsi sebagai outlet yang melayani pelanggan
dari segala segmen. Outlet ini dioperasikan oleh pelaku bisnis skala kecil dan
melayani jasa telekomunikasi dasar, yaitu di antaranya telepon lokal, SLJJ dan
internasional, mengirim faksimili, jasa penyewaan internet, dan penjualan kartu
telepon paket perdana dan voucherFlexi, serta voucher yang
diterbitkan operator telekomunikasi lainnya mengingat konsepnya yang tidak
eksklusif. Untuk layanan via outlet ini, Telkom memberikan potongan harga
kepada wartel tersebut sebesar 30% dibandingkan dengan tarif telepon pelanggan
biasa;
·
Dealer resmi dan gerai ritel, merupakan outlet pendistribusian ragam produk
telekomunikasi seperti penjualan kartu telepon dan langganan Telkom Flexi,
paket perdana dan voucher. Dealer tersebut mendapat potongan harga
atas seluruh produk yang mereka terima dan beroperasi secara non-eksklusif;
·
Website, merupakan wadah informasi seluruh produk dan
layanan Telkom, baik multimedia maupun telefoni, yang dapat diakses pelanggan
melalui situs online korporat, www.telkom.co.id, atau
www.plasa.com;
·
Untuk layanan Speedy, pelanggan dapat memperoleh informasinya dengan
menghubungi nomor inbound 147, telemarketing/outbound call, dealer,
maupun partnership store.
Strategi
pemasaran produk dan layanan Telkom diantaranya dilakukan dengan memasang iklan
di media massa, baik cetak maupun televisi, pemasaran langsung kepada pelanggan
dan personil distribusi, infrastruktur dan kampanye promosi khusus melalui
berbagai program komunikasi pemasaran dalam rangka memperkuat merek dagang,
serta profil kepada masyarakat umum terkait produk dan layanan Telkom.
Dalam
memasarkan produknya, Telkomsel memanfaatkan jalur distribusi berikut ini:
i.Pusat GraPARI;
ii.Outlet layanan Gerai
HALO;
iii.Jaringan dealer resmi
yang terutama menjual kartu SIM prabayar dan voucher;
iv.Gerai bersama dengan
Plasa Telkom dan PT Pos Indonesia; dan
v.Gerai lainnya seperti
bank.
Khusus
untuk kartuHALO, Telkomsel fokus pada segmen korporasi dan
profesional yang cenderung memiliki tingkat pemakaian yang tinggi. Pemasaran
untuk segmen ini dilakukan oleh tim akun korporasi khusus yang juga bertugas
untuk mengelola hubungan yang berkelanjutan dengan para pelanggan. Tim ini
senantiasa memperbaiki kualitas layanan agar mampu memberikan solusi yang tepat
sesuai kebutuhan pelanggan korporasi.
Sementara
itu, Produk simPATI dan Kartu As mempunyai segmen yang lebih
luas, khususnya masyarakat kalangan muda. Telkomsel memanfaatkan jalur
pemasaran above and below the line, dengan melakukan kampanye ke
sekolah dan komunitas tertentu selain memasang iklan di media cetak dan
elektronik untuk keperluan brand awareness. Telkomsel juga
menerapkan metode pemasaran seperti sisipan tagihan dan tayangan point-of-sale sebagai
media promosi event atau program tertentu.
Di dalam menyusun anggaran perusahaan kita perlu
memperhatikan aspek- aspek pokok sebagai berikut :
1. Organisasi anggaran.
Dalam organisasi anggaran ini,
yang pertama-tama kita tanyakan adalah siapakan yang bertanggung jawab atas
tersusunya anggaran ini. Karena yang bertanggung jawab atas tercapainya sasaran
perusahaan adalah pucuk pimpinan, maka jelas penanggung jawab atas penyusunan
anggaran ini adalah pucuk pimpinan itu sendiri.
Untuk melaksanakan tanggung jawab ini, maka
biasanya pucuk pimpinan memebentuk suatu panitia anggaran, yang
anggota-anggotanya terdiri atas pimpinan-pimpinan bidang pemasaran, produksi,
personalia, keuangan, Litbang dan bendaharawan pada masing-masing bagian.
Panitia anggaran ini diketuai oleh pucuk pimpinan itu sendiri. Sebagai
koordinator atau pelaksana teknis anggaran ditunjuk seorang kepala anggaran.
2. Proses penyusunan anggaran.
Pada dasarnya proses penyusunan anggaran dibagi menjadi 3
tahap, sebagai berikut :
Ø Tahap Perencanaan Jangka Panjang
Tahap ini dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut :
a) Peninjauan umum
tentang perkembangan jenis usaha baik secara nasional maupun internasional.
b) Analisis atas
investasi perusahaan di masa lampau, posisi perusahaan dalam
persaingan dan
kemungkinan-kemungkinan perkembangannya.
c) Penetapan sasaran dan kebijakan oleh Direktur Utama.
d) Penyusunan Ikhtisar rencana operasi dan investasi dalam
rangka mencapai sasaran.
e) Peninjauan atas rencana operasi dan investasi
Ø Tahap Penyusunan Anggaran Tahunan.
Tahap
ini dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut :
a) Penyususunan
rencana operasi untuk tahun yang akan datang, meliputi bidang
penjualan, riset, biaya lain-lain oleh masing-masing
bidang, dan disampaikan kepada bagian keuangan atau kepala anggaran.
b) Penyusunan rencan keuangan untuk tahun yang akan datang,
meliputi anggaran kas,
anggaran
investasi, dan rencana pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang.
Penyusunan rencana
ini dilakukan oleh bidang-bidang yang bersangkutan dan
disampaikan kepada
bagian keuangan atau kepala anggaran.
c) Penterjemahan rencana ke dalam
anggaran operasi dan keuangan oleh bagiankeuangan dan kepala anggaran.
d) Penyusunan anggaran operasi dan keuangan dalam format
yang sama dengan
format laporan kepada
manajemen, oleh bagian keuangan atau kepala anggaran.
e) Peninjauan atas anggaran
operasi dan keuangan, ditinjau dari akibat-akibat
keuangannya, oleh
Dirut bersama bagian keuangan dan kepala anggaran.
f) Perubahan atas
rencana untuk mencapai hasil yang optimal, dilakukan oleh bagian
keuangan dan kepala anggaran.
g) Perubahan anggaran sesuai
dengan perubahan rencana, dilakukan oleh bagian
keuangan dan kepala anggaran.
h) Pengesahan anggaran oleh Direktur Utama.
Macam-macam anggaran.
Karena kita mengenal
rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek, maka kitapun mengenal juga
anggaran jangka panjang dan anggaran jangka pendek.
§ Anggaran jangka
panjang.
Anggaran ini meliputi
:
a) Asumsi-asumsi dasar
yang dipakai di dalam menyusun rencana jangka panjang.
b) Proyeksi penjualan.
c) Proyeksi biaya.
d) Proyeksi laba / rugi
e) Rencana investasi.
f) Proyeksi arus kas.
g) Proyeksi personalia
yang dibutuhkan.
h) Proyeksi atas
proyek-proyek khusus.
§ Anggaran Tahunan.
Anggaran ini terdiri
atas :
a) Anggaran operasi yang
meliputi :
i. Anggaran Rugi/Laba
ii. Komponen-komponen
anggaran rugi/laba :
- Anggaran penjualan.
- Anggaran biaya
administrasi.
- Anggaran
distribusi.
- Anggaran promosi.
b) Anggaran Keuangan
yang meliputi :
i. Proyeksi Neraca
ii. Komponen-komponen
anggaran neraca :
- Anggaran kas,
sumber dan penggunaan dana.
- Anggaran piutang.
- Anggaran investasi.
- Anggaran
penyusutan.
§ Anggaran Biaya
Variabel (Variable Budget).
Anggaran ini terdiri
atas :
a) Memberikan rumus
penetapan biaya-biaya distribusi dan administrasi.
b) Memberikan data untuk
pengendalian biaya.
Perhitungan Statistik
Yang Diperlukan.
a) Analisa titik
keseimbangan menurut Departemen dan seluruh kegiatan operasi.
b) Perkembangan historis
dalam angka.
Laporan anggaran
Untuk Manajemen (Budget Report).
a) Perbandingan antara
anggaran dengan realisasi.
b) Analisis
penyimpangan.
Contoh anggaran
perusahaan
· Rencana anggaran di
bidang jasa pengiriman
Jenis
Pelayanan Jasa
|
Tahun
|
2012
|
2013
|
2014
|
City
Courier
|
300.000
dokumen
|
330.000
dokumen
|
400.000
dokumen
|
Domestic
courier
|
80.000
kg
|
80.000
kg
|
90.000
kg
|
International
courier
|
40.000
kg
|
43.000
kg
|
50.000
kg
|
Export
& import handling
|
50
transaksi
|
50
transaksi
|
60
transaksi
|
Land
transportasi
|
360
ton
|
360
ton
|
360
ton
|
packaging
|
240
packaging
|
360
packaging
|
360
packaging
|
warehousing
|
50.000
kg
|
50.000
kg
|
50.000
kg
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1. CASH FLOW
A. Pengertian
Cash flow (aliran
kas) merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat
dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari
aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa
saldonya setiap periode.
Hal utama yang perlu
selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami
dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan.
Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu :
·
Pertama, fungsi likuiditas, yaitu dana yang
tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam
waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.
·
Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang
disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang
dapat dicairkan dengan relatif cepat.
·
Ketiga, capital growth, dana yang
diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka waktu
relatif panjang..
Aliran kas yang
berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu :
a)
Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya
pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out
flow)
b)
Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan
administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk
(cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).
c)
Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa
proyek yaitu penjualan peralatan proyek.
B. Keterbatasan
Cash
flow mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan antara lain;
a)Komposisi
penerimaan dan pengeluaran yang dimasukan dalam cash flow hanya yang bersifat
tunai.
b)
Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel
c)Apabila
terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari perusahaan yang
dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk dan keluar yang seharusnya
diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya akan terfokus pada
budget kas misalnya; kondisi ekonomi yang kurang stabil, terlambatnya customer
dalam memenuhi kewajibanya.
C. Manfaat
Adapun
kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam perusahaan sangat berguna bagi
beberapa pihak terutama manajement. Diantaranya:
1)
Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan dengan rencana
keuangan perusahaan dan transaksi yang menyebabkan perubahan kas.
2)
Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang akan datang dan
memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit.
3)
Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan financial.
4)
Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar kredit yang
diberikan kepadanya
D. Langkah-langkah Penyusunan
Ada
empat langkah dalam penyusunan cash flow, yaitu :
1.
Menentukan minimum kas
2.
Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
3.
Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang
dibutuhkan untuk menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak
ketiga.
4.
Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan
pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan budget kas yang final.
Cash
flow memuat tiga bagian utama, yang terdiri dari:
1.
Cash in flow, pada bagian ini mengidentifikasi
sumber-sumber dana yang akan diterima , jumlah dananya dan waktu dalam periode
tersebut, yang akan dihasilkan berupa penjualan tunai, penjualan kredit yang
akan menjadi piutang, hasil penjualan aktiva tetap dan penerimaan lainnya.
Perincian kas ini terdiri dari dua sifat, yaitu kontinyu dan intermitan.
2.
Cash out flow, pada bagian ini berhubungan dengan
pengidentifikasian semua kas yang sudah diantisipasi, antara lain pembelian
barang dagang baku, pembayaran hutang, upah, administrasi, dan pengeluaran
lainnya. Cash out flow juga punya dua sifat yang sama yaitu kontinyu dan
intermitan
3.
Financing (pembiayaan), pada bagian ini menunjukan
besarnya net cash flow dan besarnya kebutuhan dana jika terjadi deficit.
2. Time value of money
A. Pengertian
Time value of money
atau dalam bahasa Indonesia disebut nilai waktu uang adalah merupakan suatu
konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada
nilai uang masa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan
nilai uang yang disebabkan karena perbedaaan waktu.
Dalam
memperhitungkan, baik nilai sekarang maupun nilai yang akan datang maka kita
harus mengikutkan panjangnya waktu dan tingkat pengembalian maka konsep time
value of money sangat penting dalam masalah keuangan baik untuk perusahaan,
lembaga maupun individu. Dalam perhitungan uang, nilai Rp. 1.000 yang
diterima saat ini akan lebih bernilai atau lebih tinggi dibandingkan
dengan Rp. 1.000 yang akan diterima dimasa akan datang.
Hal tersebut
sangat mendasar karena nilai uang akan berubah menurut waktu yang disebabkan
banyak factor yang mempengaruhinya seperti.adanya inflasi, perubahan suku
bunga, kebijakan pemerintah dalam hal pajak, suasana politik, dll.
Manfaat time value of
money adalah untuk mengetahui apakah investasi yang dilakukan dapat memberikan
keuntungan atau tidak. Time value of money berguna untuk menghitung anggaran.
Dengan demikian investor dapat menganalisa apakah proyek tersebut dapat
memberikan keuntungan atau tidak. Dimana investor lebih menyukai suatu proyek
yang memberikan keuntungan setiap tahun dimulai tahun pertama sampai tahun
berikutnya.
Bunga Sederhana
Apabila total bunga
yang diperoleh berbanding linear dengan besarnya pinjaman awal/pokok pijaman,
tingklat suku buanga dan lama periode pinjaman yang disepakati, maka tingkat
suku bunga tersebut dinamakan tingkat suku bunga sederhana ( simple interest
rate ). Bunga sederhana jarang digunakan dalam praktik komersial modern.
Total
bunga yang diperoleh dapat dihitung dengan rumus :
I
= P.i.n
Di
mana : I
= Total bunga tunggal
P
= Pinjaman awal
i
= Tingkat suku
bunga
n
= Periode pinjaman.
Jika
pinjaman awal P, dan tingkat suku bunga, I, adalah suatu nilai yang tetap, maka
besarnya bunga tahunan yang diperoleh adalah konstan. Oleh karena itu, total
pembayaran pinjaman yang harus dilakukan pada akhir periode pinjaman F, sebesar
:
F
= P + I
Bunga Majemuk (compound interest)
Apabila bunga yang
diperoleh setiap periode yang didasarkan pada pinjaman pokok ditambah dengan
setiap beban bunga yang terakumulasi sampai dengan awal periode tersebut, maka
bunga itu disebut bunga majemuk. Bunga majemuk lebih sering digunakan dalam
praktik komersial modern.
Perbedaan yang
terjadi disebabkan oleh pengaruh pemajemukkan (compounding). Perhitungan
bunganya dilakukan berdasarkan pinjaman pokok dan bunga yang dihasilkan pada
periode sebelumnya. Perbedaan tersebut akan semakin besar bila jumlah uang
semakin sebesar,atau periode lebih lama.
1.
B. Metode – metode yang Digunakan
FUTURE VALUE (nilai yang akan datang)
Adalah nilai uang
dimasa yang akan datang dari uang yang diterima atau dibayarkan pada masa
sekarang dengan memperhitungkan tingkat bunga setiap periode selama jangka
waktu tertentu.untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini
26/10/11
26/10/12
Po
FV
Rp
1,000,000
?
RUMUS
Keterangan
:
FV
: Nilai pada masa yang akan datang
Po
: Nilai pada saat ini
i
: Tingkat suku bunga
n
: Jangka waktu
Contoh
:
Sebuah
perusahaan memperoleh pinjaman modal dari suatu bank sebesar Rp 5,000,000 untuk
mebeli peralatan produksi dengan jangka waktu 5 tahun bunga yang dikenakan
sebesar 18 % per tahun berapa jumlah yang harus dibayar oleh perusahaan tsb
pada akhir tahun ke 5?
FV
= Po (1+r)n
FV
= Rp 5,000,000 (1+0.18)5
FV
= Rp 11,438,789
Jadi
jumlah yang harus dibayarkan perusahaan kepada bank sebesar Rp 11,438,789
PRESENT VALUE (nilai sekarang)
Adalah
nilai uang sekarang yang akan diperoleh atau dibayar dimasa yang akan
datang dengan tingakat suku bunga tertentu pada setiap periode. Untuk
lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini.
26/10/11
26/10/12
PV
Po
?
Rp 1,000,000
Rumus :
Keterangan
:
PV
: Nilai sekarang
Po
: N\Ilai di masa yang akan datang
r
: Tingkat suku bunga
n
: Jangka waktu.
CONTOH
:
Tn
B akan menerima uang sebesar Rp 40,000,000 pada 6 tahun mendatang. Berapa nilai
uang yang akan diterima itu sekarang dengan tingkat bunga 20 % per tahun?
PV
= Rp 40,000,000 x
=
Rp 13,396,000
Nilai
uang Tn B sebesar Rp 40,000,000 yang akan diterima 6 tahun lagi pada tingkat
bunga 20 % pada saat sekarang adalah sebesar Rp 13,396,000.